#HariSantri2017 #ReviewKaryaSantri #SantriPenulis #EmakPenulis #HariKe1
Review Buku: Mantra Asmara, 70 Selected Poems, Usman Arrumy
Judul: Mantra Asmara, 70 Selected Poems
Penulis: Usman Arrumy
Penerbit: Hasfa Publishing
Tebal: 138 halaman, 13 x 19 cm
Editor: Gunawan Budi Santoso
Genre: Fiksi, Puisi
Review Buku: Mantra Asmara, 70 Selected Poems, Usman Arrumy
Judul: Mantra Asmara, 70 Selected Poems
Penulis: Usman Arrumy
Penerbit: Hasfa Publishing
Tebal: 138 halaman, 13 x 19 cm
Editor: Gunawan Budi Santoso
Genre: Fiksi, Puisi
Menurut saya, puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang memiliki "kasta tertinggi" karena menuntut penulisnya untuk berpikir berulang-ulang serta melibatkan perasaan dalam memilih kata. Setiap kata dalam puisi memiliki makna tersendiri dan nyata-nyata berkontribusi terhadap makna puisi secara utuh.
Membaca buku ini halaman demi halaman, Usman telah berhasil membuat saya klepek-klepek. Tujuh puluh puisi karyanya penuh dengan diksi yang mewah, menggetarkan dan menyentuh, apalagi dengan tema cinta yang memang selalu berhasil menyentuh ruang terdalam seorang anak manusia.
Saya akan menulis salah satu puisi Usman di sini. Mari kita baca:
Saktah Sungkawa
Udara membawamu kian jauh dari daya tempuh
sebagaimana ingatan membentang saling campuh
mungkin lepas rapuh, lepuh dan tak lagi lesuh
tak ada yang lebih patut kecuali namamu kusebut
mungkin lebih lembut ketimbang kelebat kabut
aku mendamba sebagian inginmu menziarahi anganku
sebab aku melihat zuriahku berkelindan di setiap kerut kepalamu
bisa jadi kelak sebagian di antaranya akan tercipta sebuah buku
sebab kita masih punya tanggung jawab yang belum rampung
riwayat yang urung bersenandung, kisah yang tiada berujung
dengan sisa airmata akan kujelma perasaan perih ini jadi kata
agar kelak cucu kita bahwa betapa ketimbang qois laila:
kita jauh lebih legenda.
Bagaimana? Amboy beud diksinya kan?
Untuk membaca puisi-puisi romantis Usman yang lain, hayuklah dibaca lebih lanjut bukunya. Tersedia di toko buku.
Tentang Usman Arrumy
Usman lahir di Demak 6 Februari 1990. Setelah lepas dari MI Miftahul Ulum di kampungnya, dia mesantren di beberapa pesantren di antaranya adalah Pesantren Al-Fadlu Kaliwungu asuhan KH. Dimyati Rois, Pesantren Al-Ma'ruf Grobogan asuhan KH. Abdul Wahid Zuhdi. Pernah di Ocean Pare Kediri dalam rangka kursus Bahasa Arab dan pada 2012 berangkat ke Kairo Mesir untuk melanjutkan pendidikannya.
Beberapa bulan sebelum berangkat ke Mesir, memprakarsai terbitnya buku Jadzab sebuah antologi puisi dari tujuhbelas santri di Jawa.
Usman bisa dihubungi di FB dengan nama Usman Arrumy atau blog pribadinya www. Usmanarrumy.com
Comments
Post a Comment