Kalau baca
sejarahnya, Forum Lingkar Pena (FLP) didirikan pada tahun 1997 oleh Bunda Helvy
Tiana Rosa. Sudah 23 tahun yang lalu, namun aku baru mengenal nama komunitas
ini (baru nama doang) pada medio tahun 2005 ketika buku Ayat-ayat Cinta karya
Kang Abik, booming. Kalau nggak salah
(soalnya bukuku hilang jadi nggak bisa memastikan J), di bagian belakang cover buku itu ada logo FLP-nya.
Dan mengenal
FLP lebih intens lagi, dari seorang teman Facebook, sebut saja Alan, pada medio
tahun 2010. Alan sering memublikasikan tulisannya di kolom catatan
Facebook, dan aku seringkali di-tag. Aku suka banget di-tag dan membacanya
karena memang tulisan beliau renyah dan mengalir. Waktu itu aku membatin, senang banget ya bisa nulis bagus gitu, nggak
hanya menghibur tapi banyak hikmah bisa diambil.
Aku terus
aja ngikuti tulisan Alan. Baru agak lama, baru ngeh kalau ternyata ia adalah anggota FLP cabang Makkah. Oiya waktu
itu status Alan adalah pelajar Indonesia di Makkah. Aku langsung merasa déjà vu dengan kata FLP dan langsung
mencari tahu tentang segala hal tentangnya.
“Ooo,
ternyata FLP komunitas kepenulisan? Anggotanya keren-keren dengan karya yang
memesona. Pantesan Alan jago banget nulisnya,” gumamku. Saat itu aku sudah
mulai nulis juga di kolom catatan Facebook. Tapi, aku belum kebayang akan menekuni
dunia ini secara serius, apalagi ikutan FLP. Waktu itu, bagiku nulis hanya
karena semata ingin mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran aja.
Lalu hari
berganti hari, aku pun melupakan kesukaan menulis ini karena kesibukan
sehari-hari. Sampai tiba saatnya aku harus memilih sebuah keputusan penting
pada tahun 2014. Yaitu antara meneruskan usaha roti yang sudah mulai seattle serta memiliki pelanggang atau menjaga
orangtua yang sakit. Sebuah proses memilih yang bikin galau berkepanjangan. Akhirnya,
atas dorongan suami, aku mantap memilih menutup (sementara) usaha ini dan fokus
merawat kedua orang tua yang sudah lanjut usia dan mulai sakit-sakitan.
Untuk
memudahkan perawatan, aku memboyong mereka ke rumah. Jadi ruangan yang biasanya
aku pakai untuk buka lapak, aku sulap menjadi kamar yang nyaman untuk mereka.
Nah,
di sinilah “keajaiban” itu terjadi. Maka waktu senggang di sela-sela
menjaga dan merawat mereka, aku gunakan untuk menekuni hobi masa kecil yaitu
menulis. Ide-ide seakan terus berdatangan membanjiri kepala yang jika tak
segera ditulis bisa membikin badan panas dingin. Selain di Facebook, aku juga
membuat akun di Inspirasi.co sebagai tempat menuangkan ide.
Medio tahun
2016 aku membaca sebuah pengumuman perekrutan anggota baru sebuah komunitas
kepenulisan online One Day One Post. Tanpa pikir lagi aku langsung mendaftar. Selain
di ODOP, aku juga bergabung di Joeragan Artikel, Cloverline Author dan
Wonderland Creative. Alhamdulillah bergabung dalam komunitas itu menyenangkan,
semangat menulis menjadi bertambah-tambah. Aku juga membuat blog dengan alamat
Nazlahhasniholik.blogspot.co.id. Bahkan sepanjang 2017, enam karyaku terpilih
di beberapa even kepenulisan nasional yang diadakan beberapa penerbit
terpercaya.
Sebenarnya,
sejak pulih dari amnesia panjang pada hobi lama ini, aku juga sudah
ancang-ancang bergabung di FLP Malang yang kini diketuai oleh Mas Gunung Mahendra, penulis buku Merayu Langit dan Langit Terbakar di Masjidil Aqsaa. Lama aku mantengin page FLP Malang di Facebook menunggu-nunggu kapan ada
oprec lagi, dan gayung bersambut. Kini tinggal selangkah lagi, dengan izin
Allah aku akan resmi menjadi komunitas penulis terbesar di Indonesia ini. Harapanku,
dengan bergabung di sini, semoga semangat berkarya semakin meningkat dan
semakin istiqomah menulis. Tak hanya itu, aku juga ingin menambah teman dari
kalangan penulis di kota tercinta ini dan tentunya ingin juga belajar
berorganisasi. Emak-emak berorganisasi boleh kan ya? J.
Comments
Post a Comment