Meningkatkan minat baca pada generasi, memang membutuhkan upaya lebih. Apalagi saat ini, di zaman yang sudah semakin digital, orang-orang, termasuk anak-anak, lebih suka berinteraksi dengan gadget.
Nah, salah satu upaya yang semakin digalakkan Pemerintah maupun berbagai pihak yang peduli pada literasi bangsa adalah program membaca nyaring (Read aload).
Membaca nyaring adalah membaca dengan bersuara. Tidak cukup dengan bersuara saja, juga dengan intonasi yang tepat sesuai dengan tanda baca. Misalnya, bila bertemu titik, kita berhenti sebentar dahulu, lalu lanjut. Atau, kalau bertemu tanda seru, itu berarti kita harus menaikkan nada suara. Begitu pun jika bertemu koma, tanda tanya atau tanda baca lainnya, harus jelas intonasinya.
Siapa sasaran program membaca nyaring ini? Kalau menurut saya, seharusnya semua kalangan, ya, karena kebutuhan literasi bukan hanya milik anak sekolah (TK, SD, SMP, SMA) atau lingkungan akademik saja, namun semua lapisan masyarakat. Apalagi, seperti diketahui, minat baca masyarakat kita masih amat sangat rendah. Bahkan ada survey internasional yang menyatakan bahwa minat baca bangsa Indonesia berada pada nomor 61 di antara 62 negara yang ikut dalam survey. Rendahnya minat baca ini, salah satu penyebab bangsa kita sangat mudah dikompori atau "dikibuli" hoax karena kesadaran literasi pastinya akan berbanding lurus dengan pemahaman dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan problema kehidupan.
Tapi untuk sementara, bolehlah jika sasaran program membaca nyaring adalah anak sekolah, sejak usia PAUD hingga tingkat menengah. Harapannya, agar generasi mendatang tumbuh menjadi manusia yang lebih melek literasi, cinta baca dan cinta ilmu.
Untuk PAUD, di mana anak-anak belum bisa membaca, maka membaca nyaring akan dilakukan oleh orang tua atau guru. Jadi orang tua akan membacakan sebuah buku bergambar pada anaknya, sambil menunjukkan gambar yang dimaksud. Pada anak-anak usia dini ini, orang tua harus memilihkan buku-buku bergambar yang penuh warna supaya menarik perhatian anak. Manfaat membacakan nyaring untuk anak PAUD banyak sekali, contoh yang paling nyata adalah merangsang daya imajinasi dan kreatifitas. Tentu kesuksesan proses membaca nyaring pada tahap usia ini, tergantung dari dukungan orang tua.
Membaca nyaring juga sangat penting untuk anak-anak usia SD kelas rendah (kelas 1 s/d 3). Anak pada usia ini rata-rata sudah mulai bisa membaca, walau terkadang belum lancar. Nah, dengan membaca nyaring yang dilakukan orang tua atau bergantian bersama anak, selain bisa meningkatkan gairah membaca, menambah perbendaharaan kata, juga bisa melatih supaya mereka dapat segera membaca dengan lancar. Pada usia ini, pemilihan buku bisa lebih bervariasi. Bisa buku bergambar atau buku cerita yang mana perbandingan narasi dan gambarnya adalah separuh narasi dan separuh gambar (50:50)
Demikian juga untuk tahapan usia yang lebih tinggi, seperti untuk anak-anak SD kelas 4 s/d 6, sampai usia SMP atau SMA, program membaca nyaring juga sangat penting dilaksanakan. Banyak manfaat antara lain untuk meningkatkan kecintaan pada buku, meningkatkan keterampilan berbahasa, menumbuhkan kreatifitas, serta melatih konsentrasi karena biasanya membaca nyaring di kalangan mereka akan dilakukan berkelompok, yang mana satu orang bertugas membaca dengan nyaring dan yang lain akan menyimak.
Oiya, membaca nyaring berbeda dengan mendongeng ya, Gaes. Membaca nyaring, ya, kita tinggal membaca saja dengan suara lantang dengan memperhatikan tanda baca. Sedangkan mendongeng memerlukan keterampilan khusus, seperti kepiawaian mengolah intonasi suara, mimik wajah dan gestur tubuh dalam menirukan karakter yang diceritakan.
Jadi, tak bisa dipungkiri membaca nyaring memberikan sejuta manfaat. Apalagi bila dilakukan sejak anak masih dalam kandungan.
Wallahua'lam
Nazlah Hasni
Bunda empat anak, penulis, blogger
#parentingSharing
#ditulispadamasacovid-19
Padahal simple ya mba, tapi memiliki manfaat yang luar biasa...
ReplyDelete