Frasa pelayan ilmu, Khodimul atau Khodimatul ilmi, sudah sering saya dengar karena Ummi berulang kali mengatakannya, kira-kira redaksinya semacam: "Ummi suka menjadi khodimatul ilmi."
Dan seperti banyak hal lainnya, frasa tersebut baru saya pahami benar maknanya, belakangan ini. Terutama ketika kini saya "ketiban sampur" melanjutkan majelis taklim yang dirintis orang tua.
Jadi, pelayan ilmu, adalah sebuah istilah yang lazim dipakai di kalangan alim-alimah. Hampir semua orang alim, yang oleh masyarakat dipanggil guru, dosen, ustadz, kyai, ajengan, syaikh (atau panggilan kemuliaan lainya), lebih suka menyebut dirinya sendiri sebagai pelayan/buruh ilmu (khodimul ilmi). Sayyid Muhammad Al-Maliki, Mekkah, yang kealimannya terkenal ke seluruh dunia dengan murid ribuan, juga menyebut dirinya sendiri sebagai khodimul ilmi.
Sejauh ingatan saya, menurut yang saya dengar dari Ummi, pelayan ilmu itu bukan sekedar guru/dosen/pengajar (yang sehabis mengajar, selesai), tapi lebih dari itu. Ini karena pelayan ilmu juga melayani para pencari ilmu. Melayani secara arti harfiahnya, ya. Bisa disebut juga "buruh ilmu": yaitu melayani para murid dengan cara mengajari atau transfer ilmu, membimbing dengan teladan, bahkan sampai juga melayani dengan menyediakan fasilitas bagi para pencari ilmu (misalnya yang paling sederhana adalah dengan memfotokopikan materi dan membagikannya gratis pada murid-murid, atau membagikan air mineral).
Nah, ternyata, frasa pelayan ilmu, bukanlah tidak berdasar. Mengutip penjelasan Gus Baha, di Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Abu Hamid Al-Ghozaly terdapat hadis yang berbunyi:
"Ya Dawud, idza roaita lii thooliban fakullahu khodiman."
Artinya: (Allah berkata pada Nabi Dawud as): Wahai Dawud, bila kamu bertemu orang mencari Aku (ingin mengaji atau belajar untuk mengenalKu), maka posisikan kamu sebagai khodim/pelayan.
Menurut Gus Baha, ayah beliau, KH. Nursalim, juga lebih suka menyebut diri sebagai khodimul ma'had, melayani santri: mengajar, menyediakan tempat mukim, ada air minum dsb.
Masyaallah.
Demikianlah. Teriring doa semoga kita selalu dimudahkan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya sampai ajal menjemput, juga dianugerahi rejeki anak keturunan yang ahli ilmu dan kebaikan.
Malang, 8 Agustus 2022/10 Muharram 1444 H
Nazlah Hasni
Khodimatul Majelis El-Hamidy
Comments
Post a Comment